Hanya sedikit tokoh di dunia olahraga yang mampu memecah belah penggemar dan kritikus seperti Kewan Platt. Pada tahun 2018, ia menjadi berita utama karena pertengkaran fisik selama pertandingan bola basket kampus yang mengakibatkan skorsing. Ia dikenal karena perilaku kontroversialnya di lapangan. Meski demikian, waktu telah berlalu sejak kejadian tersebut dan pembaca mungkin penasaran dengan lokasi dan aktivitas Kewan Platt saat ini. Artikel ini mengeksplorasi upaya masa lalu dan masa kini dari seorang pemain bola basket yang pernah terkenal.
Dimana Kewan Platt sekarang?
Mantan pemain bola basket Kewan Platt menjadi terkenal pada tahun 2018 ketika Universitas Negeri Fitchburg menskorsnya karena menyikut wajah lawannya selama pertandingan. Usai kejadian tersebut, ia menyatakan “penyesalan yang mendalam” atas tindakannya dan meminta maaf kepada Nate Tenaglia melalui media sosial. Ada laporan bahwa Platt mungkin masih terlibat dalam bola basket dan berkencan dengan seorang kenalan kampus. Namun, lokasi dan pekerjaannya saat ini tidak diketahui secara pasti.
Pada bulan April 2022, Platt men-tweet, “Saya minta maaf saat itu, tetapi sekarang tidak lagi,” di samping emoji wajah bertanduk. Konteks pasti dari pernyataan ini dan apakah dia kembali sejak saat itu masih belum pasti.
Parahnya insiden tahun 2018 mengakibatkan Platt diskors tanpa batas waktu dan dikeluarkan dari kampus Universitas Negeri Fitchburg. Sejak itu, dia tidak terlalu menonjolkan diri dan informasi tentang rencananya saat ini, termasuk kemungkinan kembali ke bola basket, masih belum diketahui.
Setelah kejadian tersebut, Platt secara terbuka menyatakan penyesalannya atas tindakannya dan menekankan penyesalannya yang tulus. Namun, tindakannya mempunyai dampak yang signifikan, yang tidak hanya mempengaruhi reputasinya tetapi juga karir bola basketnya. Sejak penangguhan tersebut, saat ini tidak ada informasi yang tersedia mengenai aktivitasnya saat ini atau apakah dia telah kembali berpartisipasi dalam kompetisi bola basket.
Apa yang terjadi dengan Kewan Platt?
Setelah diskors dari Fitchburg State University, di mana ia dikeluarkan dari kampus karena menyikut lawannya saat pertandingan bola basket pada tahun 2018, Kewan Platt menghadapi dampak yang signifikan. Sifat kekerasan dari insiden tersebut memicu kecaman luas dari masyarakat dan media. Meskipun Platt meminta maaf kepada korban dan menyatakan penyesalannya, tweet berikutnya menunjukkan bahwa perasaannya telah berubah. Dia tidak lagi menjadi anggota tim bola basket Fitchburg State dan statusnya saat ini tidak diketahui.
Peristiwa tersebut mendapat banyak perhatian setelah video kejadian sikut tersebut menjadi viral. Menyusul pengusiran Platt dari kompetisi, Konferensi Atletik Perguruan Tinggi Negara Bagian Massachusetts (MASCAC) dan NCAA memberlakukan skorsing. Meskipun Platt secara terbuka meminta maaf atas tindakannya, karier bola basketnya menderita dan upaya selanjutnya tidak diketahui. Pada tahun 2018, Platt bertanya kepada pengikut Instagram-nya apakah mereka ingin dia kembali, sementara pada tahun 2022 dia mentweet: “Saya minta maaf saat itu, tapi sekarang tidak. »
Beberapa orang berpendapat agar Platt didakwa melakukan penyerangan setelah insiden tersebut memicu kritik luas. Hal ini juga memicu perbincangan tentang pentingnya kesopanan dan rasa hormat dalam olahraga kampus.
Setelah skorsingnya, masa depan bola basket Platt menjadi tidak pasti. Ada rumor bahwa ia mungkin pindah ke institusi lain atau mencari peluang profesional di luar negeri. Namun, belum ada laporan pasti mengenai kembalinya dia ke dunia olahraga.
Apa permintaan maaf Kewan Platt atas skorsingnya?
Saat kompetisi bola basket Divisi III, Kewan Platt menyikut wajah Nate Tenaglia, pemain lawan. Platt dengan tulus meminta maaf atas tindakan keji ini. Dia meminta maaf atas tindakannya dan menerima tanggung jawab karena mengecewakan rekan satu timnya, instrukturnya, dan Universitas Negeri Fitchburg.
Platt mengakui dampak negatif perilaku bermusuhannya terhadap atlet lain terhadap mereka yang terlibat. Ia menjelaskan, intensitas permainan yang menguasai dirinya sehingga menyebabkan ia melakukan kesalahan dalam penilaian. Platt menyatakan penyesalan mendalam atas kekecewaan yang ditimbulkannya pada rekan-rekannya, para pelatihnya, dan pihak universitas.
Selain itu, Platt menerima tanggung jawab penuh atas perilakunya dan menyadari perlunya menghadapi konsekuensi tindakannya. Ia menyayangkan tidak bisa lagi mewakili institusi dan timnya serta menyadari dampak signifikan kejadian ini terhadap masa depannya di dunia bola basket.
Penyesalan Platt menunjukkan keinginan tulusnya untuk menerima tanggung jawab atas perilaku kekerasannya dan pemahamannya akan keseriusan tindakannya. Terlepas dari seriusnya insiden tersebut, permintaan maafnya merupakan langkah penting untuk mengakui kesalahannya, mencari pengampunan, dan menggunakan insiden tersebut sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan introspeksi.